-->

Iklan Billboard 970x250

Tunggu, sedang memuat...
Perempuan Desa Baik Hati Ini “Menyelamatkan Hidup Si Pengemis Tua” Sementara Dia Sendiri Menahan Lapar, Suatu Hari Pengemis Tua Menunjukkan “Wujud Aslinya”.. yang Terjadi Selanjutnya...

Iklan 728x90

Perempuan Desa Baik Hati Ini “Menyelamatkan Hidup Si Pengemis Tua” Sementara Dia Sendiri Menahan Lapar, Suatu Hari Pengemis Tua Menunjukkan “Wujud Aslinya”.. yang Terjadi Selanjutnya...

Ada seorang perempuan desa yang baik hati, sebut saja namanya Xiao Ling, tinggal di bawah kaki Gunung Nan Shan, Tiongkok. Daerah tersebut selalu ditimpa bencana alam sepanjang tahun. Meski hasil panen buruk, tapi dia selalu membantu orang-orang yang kelaparan di sekitar desa, sehingga membuat keluarganya pun sering kekurangan makanan. Kadang dia hanya makan sekali, selebihnya menahan lapar.




Suatu hari, saat Xiao Ling sedang masak, tiba-tiba ia mendengar suara orang mengerang sakit, ia pun bergegas keluar. Dia melihat seorang pengemis tua berbaring di depan pintu rumahnya, muka pengemis tua tampak pucat pasi, bibirnya gemetar, jelas sekali pengemis tua itu kelaparan. Xiao Ling pun segera ke dapur dan menyiapkan semangkuk bubur panas untuknya.


Xiao Ling memapah si pengemis, dan menyuapinya, perlahan-lahan kondisi pengemis tua tampak lebih baik, dan mengucapkan terima kasih pada Xiao Ling.

“Saya tidak mungkin membiarkan kakek mati kelaparan, tahun-tahun terakhir ini hidup semakin susah,”katanya.

Setelah agak baikan, pengemis tua itu lalu pergi sambil membawa dua mantou (roti kukus) pemberian Xiao Ling. Sementara itu, di rumah Xiao Ling hanya tersisa beberapa roti kukus, sambil menghela napas, ia memanggil angggota keluarganya untuk makan. Ia sendiri keluar desa mencari sayuran liar sambil menahan lapar.

Konon katanya, sayuran dan buah-buahan liar di desa biasanya sangat banyak, tetapi karena terus dipetik oleh segenap penduduk desa, sehingga semakin berkurang ditambah cuaca yang tidak mendukung untuk pertumbuhan. Xiao Ling hanya mendapatkan beberapa untai sayuran untuk mengisi perutnya.

Langkahnya semakin jauh ke luar hutan, dan tidak berani melangkah lagi lebih jauh. Saat ia berencana untuk pulang, ia melihat seekor kelinci di tepi semak-semak, terlintas dalam benaknya, kalau bisa mendapatkan kelinci itu, anak-anak di rumah bisa makan daging, lalu ia pun berusaha menangkap buruannya.




Xiao Ling mengejar kelinci tersebut hingga tiba di sebuah danau besar, dan melihat pengemis tua yang ditolongnya itu tengah duduk di pinggir danau sambil tersenyum memandangnya.

“Kakek kok ada di sini ?”tanya Xiao Ling sambil mengerutkan dahi, merasa heran.

Pengemis tua itu hanya membisu, dan tiba-tiba saja ia raib kemudian tampak awan dan kabut tebal mengumpal di angkasa. Beberapa saat kemudian seekor “naga sepanjang lebih dari 99 meter muncul di hadapan Xiao Ling. Sontak saja Xiao Ling pun terkejut, mukanya pucat, “matilah aku kali ini,” gumamnya dalam hati.

Sang Naga tiba-tiba berbicara : “Kamu tidak perlu takut, aku menampakkan diri di hadapanmu, bukan untuk mencelakaimu, aku sudah bertapa ribuan tahun di sekitar danau ini.

“Pada ratusan tahun silam aku menjalani berbagai ujian hidup dan semua itu bisa kulewati, tapi tidak bisa menjelma jadi naga, sampai akhirnya dan entah kenapa, tiba-tiba saja hari ini aku ingin jalan-jalan.

“Aku dengar dari penduduk sekitar desa, kamu orang yang baik hati, suka menolong orang-orang yang ditimpa kesusahan, karena itulah aku ingin menemuimu.

“Ketika kamu memberikan makananmu untuk menyelamatkanku dari kelaparan, sementara kamu sendiri menahan lapar, tiba-tiba saja aku tersadar seketika, ternyata aku tidak boleh menjelma jadi naga untuk menemuimu.

Aku menyuruh kelinci membawamu ke sini untuk memberitahu kalau aku akan pergi dan menjelma jadi naga untuk mengucakan terima kasih. Tak lama kemudian, tampak awan dan kabut tebal berarak di langit, diiringi halilintar yang membahana di angkasa.

Seketika itu sang naga melesat terbang ke langit. Tak lama setelah awan dan kabut tebal mulai berpencar, tampak seekor naga raksasa berwarna kuning keemasan di langit.

Sang naga berkata : “Jangan khawatir, aku tidak akan melupakan budi baikmu, mulai sekarang, aku yang berkuasa atas angin dan hujan serta cuaca di sini.Aku pastikan tidak akan ada lagi kemarau panjang dan bencana alam lainnya.

Dan sang naga pun lenyap seketika dari pandangan Xiao Ling. Xiao Ling yang masih kebingungan dengan semua itu berjalan pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, hujan pun mulai turun. Desanya yang kekeringan perlahan-lahan mulai disirami air hujan yang sudah bertahun-tahun tak pernah ditemuinya.

Hati Xiao Ling yang gundah karena kemarau itu perlahan-lahan pun menjadi tenang dan tersenyum bahagia. Konon katanya, sejak itu, daerah tempat tinggal Xiao Ling selalu dilimpahi panen sepanjang tahun, terutama lahan milik keluarga Xiao Ling. panennya tak pernah berhenti, dan lambat laun keluarganya semakin makmur.

Kebaikan dan ketulusan hati Xiao Ling terus diturunkan pada segenap keluarganya dari generasi ke generasi, dan keturunannya pun dikenal sebagai keluarga dermawan di mana-mana.

Setiap kebaikan dan ketulusan yang ditabur pasti akan menuai berkah, dan bila tiba saatnya, semuanya pasti akan dibalas sesuai dengan amal perbuatan setiap insan di dunia.(jhn/yant)


Sumber : Beautieslife | Erabaru.net
Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Posting Komentar