-->

Iklan Billboard 970x250

Tunggu, sedang memuat...
Kisah Nyata: "Ketika Ayahku Wafat dan Hal Aneh Terjadi, Ternyata Penyebabnya Karena Shalawat 100 Kali Sebelum Tidur" Merinding Bacanya!!

Iklan 728x90

Kisah Nyata: "Ketika Ayahku Wafat dan Hal Aneh Terjadi, Ternyata Penyebabnya Karena Shalawat 100 Kali Sebelum Tidur" Merinding Bacanya!!

 Kisah nyata, karena sebelum tidur pria ini membaca shalawat 100 kali, maka hal aneh ini pun terjadi ketika wafat.

Seberapa seringkah kita mengucapkan shalawat kepada Rasulullah SAW? Tahukah bahwa ada banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh saat kita membaca shalawat kepada Nabi?



Lantas apa yang disebut shalawat itu?

Shalawat yaitu satu diantara langkah kita menyintai dan mengakui kerasulan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, serta memohon pada Allah SWT supaya menganugerahkan keutamaan serta kemuliaanNya untuk kebaikan kita sebagai umatnya.

Dalam soal ini, tampak terang sebenarnya inti sholawat bukanlah sekedar hanya menyenandungkan madah pada baginda Nabi akhir zaman saja, namun juga mempunyai sisi lain yakni bermunajat pada sang Khaliq sebagai Raja Semesta Alam.

Sehingga ada semua harapan yang di maksudkan dan butuh penghubung sosok kinasih-Nya yang tidak lain Rasulullah SAW supaya di perkenankan.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai beberapa orang yang beriman, bershalawatlah anda untuk Nabi serta ucapkanlah salam penghormatan padanya. ” (QS. al-Ahzab : 56).

Telah banyak narasi–narasi mengagumkan mengenai manfaat dan berbagai hikmah yang dihadapi oleh mereka yang suka bersholawat, baik mereka yang telah di panggil ilahi ataupun yang masih hidup di jaman sekarang ini.

Seperti oase yang bertahan dalam pengelanaan zaman, terus menerus lamat terkenang dan tak pernah lekang oleh waktu.

Melantunkan shalawat bukan sekedar menghadirkan ketenangan hati, namun juga mengundang hikmah sendiri yang bahkan juga tak akan bisa di jangkau nalar.

Seperti yang dikisahkan dalam satu cerita yang di sadur dari buku 114 Narasi Riil Doa – Doa Terkabul, karya Tauhid Nur Azhar dan Sulaiman Abdurrahim, begini sangkanya,

Alkisah, seorang ulama zuhud bernama Muhammad Abdullah bin Mubarrak keluar dari tempat tinggalnya untuk menunaikan beribadah haji.




Di sana, beliau lihat pemuda yang demikian larut dalam lantunan shalawat yang di senandungkannya, demikian pula saat di Mina serta Padang Arafah, Abdullah merasakan pemuda itu masihlah asyik saja dalam lantunan sholawatnya.

“Hai pemuda” tegur Abdullah pada pemuda itu.

“Setiap tempat ada bacaan dan doanya sendiri, mengapa engkau tak jadi perbanyak shalat serta doa walau

sebenarnya itu yang lebih di tuntut, tengah engkau mulai sejak tadi hanya asik bersholawat saja”

“Saya mempunyai satu argumen sendiri kenapa saya tentukan sekian khusyu’ dalam bacaan sholawat” jawab pemuda itu.

“Saya beranjak dari tanah air Khurasan berbarengan bapak saya untuk menunaikan beribadah haji. Setiba kami di Kufah, Bapak saya terkena penyakit kronis sampai ia hembuskan nafas terakhirnya di hadapan saya sendiri.

Lantas saya tutup wajahnya dengan kain sarung yang ada. Namun malangnya ketika saya ambil kembali kain sarung itu, muka bapak saya telah bertukar jadi himar (keledai).

Bagaimana saya menginformasikan pada orang-orang ihwal wafatnya bapak saya tengah berwajah saat ini sekian hina dan memalukan, lantas saya duduk termenung di sisi mayat ayah saya dalam kebingungan hingga tertidur serta punya mimpi.

Dalam mimpi itu saya berjumpa dengan pemuda yang menggunakan penutup muka serta demikian baik akhlaknya.

Dia lantas buka penutup muka itu seraya memandang saya serta berkata, ‘Mengapa engkau bersedih dengan apa yang telah berlangsung? ’,

saya menjawab, ‘Bagaimana saya tak bersedih tengah dialah orang yang paling saya sayangi”. lanjutnya.

Pemuda itu lantas mendekati mayat ayah saya serta mengusap berwajah hingga berpindah seperti waktu lalu, saya juga lihat muka mayat ayah saya yang sekian berderang pancarkan cahaya seperti purnama yang baru terbit.

‘Engkau siapa? ” bertanya saya pada pemuda tampan itu.

‘Saya yang dipilih (Muhammad). ”

Lantas saya memegang jemarinya dan berkata, ‘Wahai Tuan, katakan saya bagaimana peristiwa ini bisa berlangsung?. ’

“Sesungguhnya ayahmu seseorang pemakan harta riba, Allah telah tentukan hukuman buat mereka agar di ubah berwajah jadi muka keledai yang hina di dunia tetapi tak di akhirat.

Semasa hayatnya juga, ayahmu termasuk juga orang yang suka bersholawat kepadaku sejumlah 100 kali sebelumnya tidur.

Jadi saat amalan umatku di pertontonkan, malaikat telah mengemukakan keadaan ayahmu kepadaku. Saya telah memohon izin pada Allah untuk berikanlah syafaat pada ayahmu. Serta sekian saya datang untuk memulihkan muka ayahmu seperti sediakala”

MasyaAllah, sungguhlah besar sekali keistimewaan yang bisa diperoleh dari melafalkan shalawat kepada Rasulullah SAW.

Marilah kita sisipkan shalawat kepada Nabi di saat-saat kita sedang beraktifitas selain membaca doa yang telah dianjurkan.

Demikian pula semoga narasi di atas bisa di ambil pelajaran serta berguna untuk pembaca semuanya, yakni dengan senantiasa membaca shalawat bisa memberi syafaat pada kita baik didunia ataupun di akhirat.

Wallahu a'lam bishawab.
Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Posting Komentar